24 Orang di Bandung dalam Pemantauan Terkait Covid-19

Kategori:

Ilustrasi (pixabay.com)

BANDUNG, bandungkiwari – Dinas Kesehatan Kota Bandung tengah melakukan pemantauan terhadap 24 orang di Kota Bandung terkait kasus Corona Virus Disease (Covid)-19. Sebelumnya, terdapat tujuh orang yang sudah melalui 14 hari masa inkubasi.

“Jadi, dalam statusnya, orang dalam pemantauan sudah ada 31, yang 7 sudah selesai, sudah lewat 14 hari, berarti sudah aman tidak ada permasalahan, dia tidak berlanjut menjadi pengawasan. Saat ini kita sedang memantau lagi yang 24,” Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bandung, Rosye Arosdiani, di Bandung, Selasa (3/3).

Rosye menuturkan, 24 orang dalam pemantauan ini merupakan orang-orang yang mengalami gejala batuk dan pilek, tetapi tidak merasakan sesak, serta baru kembali dari perjalanan ke negara terjangkit.

“Ada juga yang tidak batuk pilek, tapi baru berpergian, kemudian melaporkan kepada petugas kesehatan. Itu kami lakukan pemantauan,” imbuh Rosye.

Laporan mengenai orang-orang yang memerlukan pemantauan Covid-19 ini masuk melalui Dinas Kesehatan maupun Puskesmas kewilayahan di Kota Bandung. “Ada yang laporan, ada yang pasiennya datang langsung ke puskesmas, ada juga yang dari instansi,” kata Rosye.

Ia menambahkan, terdapat sebuah instansi yang baru kembali dari perjalanan ke negara terjangkit. “Kemudian datang dan meminta kepada kami untuk dilakukan pemantauan kepada orang-orang yang baru berangkat,” lanjut Rosye.

Proses pemantauan ini pun dilakukan di rumah masing-masing. “Pemantauan itu dia sebetulnya sehat, hanya batuk pilek yang tidak dikategorikan ke dalam Covid-19, tapi dia baru berangkat dari negara terjangkit. Kan khawatir, 14 hari harus kita lihat. Itu tidak masuk ke dalam isolasi,” ujar Rosye.

Ia pun menyebutkan, beberapa negara terjangkit yang dekat dengan Indonesia di antaranya adalah Korea, Jepang, Singapura, Malaysia, dan lain sebagainya.

“China itu bukan negara terjangkit lagi, itu adalah sumber. Kalau yang dari China, dari Wuhan-nya, justru harus dikarantina seperti yang dilakukan di Natuna,” tutur Rosye. (Assyifa)

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on linkedin
LinkedIn
Share on whatsapp
WhatsApp